LED

etika berbincang bincang

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Terkadang kita sering tidak sadar seberapa pentinghkah berbicara dalam kehidupan kita. Banyak orang berbicara semaunya, seenaknya tanpa memikirkan apa isi dari pembicaraan mereka tersebut. Sebenarnya berbicara mempunyai artian mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau memberi motivasi). Tapi sering kali kita mengalami kesulitan dalam mengungkapakan maksud dan isi pikiran kita kepada orang lain. Bahkan sering pula maksud yang kita sampaikan berbeda dengan yang ditangkap oleh pendengar.
Oleh karena itu berbicara sangatlah penting karena yang membedakan manusia dari hewan maupun makhluk lainnya adalah kesanggupan berbicara. Manusia adalah makhluk yang sanggup berkomunikasi lewat bahasa dan berbicara. Tetapi yang lebih mencirikan hakikat manusia sebagai manusia penuh adalah kepandaian dan keterampilan dalam berbicara. Pengetahuan bahasa saja belum cukup! Kebesaran dan kehebatan seseorang sebagai manusia juga ditentukan oleh kepandaiannya dalam berbahasa, oleh keterampilannya dalam mengungkapkan pikiran secara tepat dan meyakinkan.
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan berbicara?
2.     Bagaimana etika berbicara yang baik dan benar?
3.     Seberapa pentingya keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari?
4.     Pengertian etika dan etiket ?
C.   Tujuan Penulisan
Berkomunikasi sangatlah penting. Entah itu dalam mencari teman, relasi, bahkan pacar. Dalam bersosialisasi, kita perlu tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar. Oleh sebab itu, saya menulis makalah ini dengan tujuan supaya pembaca bisa mengetahui pentingnya berbicara yang baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Apa yang dimaksud dengan berbicara?
Berbicara adalah suatu usaha untuk mengungkapkan suatu perasaan, gagsan, ide dengan ucapan, kata atau kalimat.Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbcara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televise.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
1.     Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar daoat membedakannya;
2.     Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara,
3.     Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat
4.     Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar;
5.     Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar
6.     Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
7.     Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
Gaya berbicara

Yang dimaksud gaya berbicara disini adalah cara-cara mambawakan diri di depan umum atau cara penampilan diri. Penampilan diri ini termasuk gerak gerik raut muka (mimik) gerak-gerik badan serta anggota (pantomimik). Hal-hal yang perlu di perhatikan seperti: pakaian, sikap badan dan cara berdiri,pandangan mata, raut muka dan tangan,sikap jiwa, suara, dan tulisan.
Aspek konsep dasar berbicara

Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa konsep dasar berbicara harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan berbicara kepada siswanya. Terdapat lima konsep, yakni: penyimak, pembicaraan, media, sarana, dan pembicara
Bagaimana etika berbicara yang baik dan benar?
Berbicara memanglah hal yang sepele, namun jarang sekali orang yang berbicara sesuai etika yang baik, berbicara yang enak didengar dan yang mudah dipahami serta tidak keluar dalam topik pembicaraan. Nah maka dari itu bagaimana menciptakan atau memahami etika berbicara yang baik, berikut ulasan tentang 5 Etika Berbicara Yang Baik.
Dengan memfokuskan diri pada lawan bicara tentu lawan bicara akan mudah mendapatkan maksud dari pembicaraan tersebut. Jangan sampai yang anda lakukan adalah berpaling dari lawan bicara anda, karena yang terjadi topik yang dibicarakan akan terpecah dan tidak jelas.
Menggunakan suara yang baik adalah salah satu etika berbicara, suara yang baik tidak harus merdu, tetapi, pada saat anda bicara, sesuaikanlah nada bicara anda dengan lawan bicara anda, misal apabila lawan bicara anda adalah orang yang lebih tua dari anda tentunya dengan nada lirih yang lebih sopan. Sesuaikan lawan bicara, jangan sampai suara anda menyakitkan hati lawan bicara.
Coba lupakan dan jauhkanlah perkataan-perkataan kotor dalam bicara anda. Biasanya perkataan kotor akan mudah merusak pembicaraan dengan lawan bicara, memang terkadang nyambung, tetapi biasanya perkataan kotor dapat mencerminkan sikap diri anda dimata lawan bicara, seperti apa anda sebenarnya.
Tentu sudah tidak diragukan lagi bahwa senyum dapat meruntuhkan tembok ke tegangan dalam jiwa, dan dibalik itu senyum dapat membuat lawan bicara anda tersipu malu dan menjadi baik kepada anda. Ketika lawan bicara anda belum mengatakan sesuatu tetapi anda sudah memberikan hadiah berupa senyuman yang tentu enak dipandang, maka tentu lawqan bicara anda pun akan berbunga-bunga hatinya. Karena anda kata bijak berkata “Hadiah yang paling enak dipandang adalah senyuman”.
Anda dapat juga berjabat tangan atau meletakan tangan diatas dada anda sebagai isyarat bahwa anda menghargai orang lain sebagaimana anda menghargai diri anda sendiri. Karena berjabat tangan menandaka bahwa kita lebih bisa bertanggung jawab dewasa.
Seberapa pentingya keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari?
Di era modern dan globalisasi ini berbicara atau berkomunikasi adalah menjadi hal yang sangat penting. Orang yang tidak mau berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain cenderung orang yang kurang pergaulan, kurang percaya diri. Oleh karena itu tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal atau peristiwa.
Adapun fungsi dari berkomunikasi atau berbicara itu sendiri adalah sebagai berikut :
Fungsi umum berbicara ialah sebagai alat komunikasi sosial. Berbicara sangatlah menyatu dengan kehidupan manusia,dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat. Aktivitas sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan tutur kata masyarakat setempat. Gagasan, ide,pemikiran,harapan dan keinginan disampaikan dengan berbicara. Aksi dan reaktif manusia dalam kelompok masyarakat tergantung pada tutur kata yang digunakan karena keslamatan seseorang itu ada pada pembicaraannya.
Dapatkah anda membayangkan kehidupan tanpa ada yang berbicara? Komunikasi pun akan terputus,dan bias – bias peradapan manusia tidak akan pernah maju. Sesungguhnya dengan berbicara itu menandakan keberadapan manusia dan dari bahasa atau bicara tersebut kita dapat memahami keinginan, motif, latar belakang, pergaulan dan adat istiadat seseorang.
Adapun fungsi berbicara secara khusus ialah :
a.    Berbicara berfungsi untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b.    Berbicara berfungsi untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat sesuatu.
c.    Berbicara berfungsi untuk membicarakan sesuatu permasalahan dengan topik tertentu.
d.    Berbicara berfungsi untuk menyampaikan pendapat, amanat, atau pesan.
e.    Berbicara berfungsi untuk saling menyapa atau sekedar untuk mengadakan kontak.
f.     Berbicara berfungsi untuk membicarakan masalah dengan bahasa tertentu.
g.    Berbicara berfungsi sebagai alat penghubung antar daerah dan budaya.
Relevansi Berbicara dengan Keterampilan Bahasa Lainnya
Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dapat pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah sebagai berikut: (a) pelafalan; (b) intonasi; (c) pilihan kata; (d) struktur kata dan kalimat; (e) sistematika pembicaraan; (f) isi pembicaraan; (g) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan (h) penampilan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat ditelusuri relevansi materi keterampilan Berbicara dengan materi bahasa lainnya. Dari segi pelafalan Berbicara berkaitan dengan Fonologi. Dari segi intonasi Berbicara berkaitan dengan Sintaksis. Dari segi pilihan kata  Berbicara berkaitan dengan Semantik. Dari segi struktur kata  Berbicara berkaitan dengan Linguistik dan Sintaksis. Dari segi sistematika dan isi pembicaraan Berbicara berkaitan dengan Wacana. Berbicara juga berkaitan dengan Analisis Kesalahan Berbahasa karena dalam berbicara orang sering membuat kesalahan pelafalan, intonasi, pilihan kata, struktur kata, dan kalimat.
Aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya yang berkaitan dengan keterampilam berbicara adalah menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.
a.    Hubungan Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya. Pembicara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh penyimak yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-duanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau suara.
Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara. Keduanya sama-sama penting dalam komunikasi.
b.     Hubungan Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui berbicara.
c.    Hubungan Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara.
Pengertian etika dan etiket
Etika dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran        
Menurut Sumaryono etika berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran bedasarkan kodrat manusia  yang diwujutkan melalui kehendak manusia.
Menurut A Sonny Keraf & Robert Haryono Imam etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia,baik secara pribadi maupun kelompok
          Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang baru (Depdikbut,1988)
Etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti,yaitu:
1.     Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral(akhlak)
2.     Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3.     Nilai mengenai benar dan salahyang dianut suatu golongan atau masyarakat
Etiket dalam kehidupan sering diartikan sama dengan etika tapi sesungguhnya etika dan etiket itu berbeda . Etiket lebih menitikberatkan pada tingkah laku misalnya cara berbicara yang sopan ,cara duduk ,cara makan dan lain sebegainya.berikut ini beberapa pengertian etiket:
Ø  Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un¬tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana),
cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
Ø  ber¬kaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.
Ø  adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain.
Ø  Etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan
Ø  Etiket adalah kupulan tata cara dan sikap yang baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Ø  Etiket adalah tata krama ,sopan santun atau aturan –aturan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma  serta anutan dalam bertingkah laku.
Ø  Etiket adalah tata peraturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat terentu dan menjadi norma dan anutan dalam bertingkah laku anggota masyarakat.
Ø  Etiket adalah tat aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkah laku pada anggota masyarakat tersebut.
2.4 Berbicara sesuai etika dan etiket
Masalah pada jaman sekarang kebanyakan dilatarbelakangi omongan atau perkataan ketika berbicara.Berbicara yang tidak enak,menggunakan kata-kata yang kasar yang bisa membuat hati sakit hati orang lain.Jika pihak yang tersakiti hatinya tidak terima dia akan membalas dengan perkatan dan jika kurang puas maka bisa terjadi pembalasan dengan kekerasan dan ini bisa memicu masalah yang besar.Hal-hal seperti itu hanya terjadi kerena masalah sepele yaitu berbicara yang tidak sesuai etika dan etiket. Lalu apa itu berbicara sesuai etika dan etiket ?
Berbicara sesuai etika dan etiket yaitu kemampuan  seorang individu berkomunikasi antar individu atau masyarakat untuk menyampaikan  pikiran atau gagasan menggunakan tata cara dan adat istiadat atau kebiasaan berbicara baik yang berlaku disuatu masyarakat tertentu.Walaupun disetiap daerah mempunyai etika dan etiket berbicara yang berbeda-beda bukan merupakan masalah untuk berbicara sesuai dengan  etika dan etiket.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian hasil tulisan saya, dari tulisan ini saya menyimpulkan bahwa berbicara dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting. Kehidupan bertukar pikiran tersebut sejak zaman dulu sampai sekarang telah menjadi ciri khas kehidupan manusia. Berbicara tersebut kita sebut pula komunikasi. Keterampilan berbicara berhubungan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa . bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pemikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan hanya latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
Saran
Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih khususnya kami sendiri selaku pembuat makalah bisa lebih mengenal, mengetahui, dan bisa mempraktekan keterampilan berbicara, supaya nantinya dalam berbicara ataupun melakukan diskusi para audiens bisa tertarik atau menerima, dan paham dengan apa yang kita sampaikan.
Share this article :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Support : HEFIAM MARSA | BONMEGG.3 | BONMEGG.3
Copyright © 2011. BONMEGG.3 - All Rights Reserved
Template Created by HEFIAM MARSA Published by BONMEGG.3
Proudly powered by Blogger